logo
Back to Article

Dapatkah Kecerdasan Buatan Membantu Saya Menjadikan Seseorang Murid Yesus?

AI4Mission/Ministry

2025-01-24 10:09:00

Kecerdasan Buatan (AI) dengan cepat menjadi inovasi teknologi besar berikutnya. AI pasti akan memiliki dampak transformasional yang sama besarnya (bahkan lebih besar) dibandingkan dengan internet terhadap dunia dan cara kita melakukan berbagai hal. Kami pernah mengajukan beberapa pertanyaan kepada AI tentang apa artinya menjadi seorang murid Yesus. Menariknya, AI memberikan beberapa jawaban yang cukup bagus (tentu saja ketika kita mengajukan pertanyaan yang tepat dan dengan urutan yang benar) tentang apa artinya menjadi murid Yesus dan memuridkan.

Namun, hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan lain. Dapatkah AI digunakan (seperti internet) sebagai alat untuk menjadikan seseorang murid Yesus? Dengan kata lain, bisakah kita hanya menyerahkan proses pemuridan kepada komputer -- ke serangkaian algoritma yang dapat menghasilkan konten?

Saya mengajukan pertanyaan ini kepada ChatGPT. Inilah jawaban yang saya terima:

Tentu saja AI dapat membantu dalam berbagai aspek dalam menyebarkan pesan Yesus dan mendukung proses pemuridan, tetapi penting untuk dicatat bahwa pada dasarnya pemuridan adalah perjalanan relasional dan spiritual yang melibatkan interaksi manusia dan pertumbuhan pribadi. AI dapat menyediakan sumber daya, alat, dan informasi yang dapat membantu individu dalam memahami ajaran Yesus dan Alkitab, tetapi AI tidak dapat menggantikan elemen-elemen penting dari hubungan antarmanusia, bimbingan, dan pendampingan yang merupakan bagian integral dari proses pemuridan.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan oleh AI untuk mendukung seseorang dalam upayanya menjadikan orang-orang murid Yesus:

* Akses ke pengetahuan Alkitab: AI dapat menyediakan akses yang cepat dan mudah ke Alkitab, teks teologis, dan sumber daya lainnya yang dapat memperdalam pemahaman seseorang tentang Alkitab dan ajaran Yesus. Hal ini dapat membantu dalam studi pribadi dan persiapan untuk pemuridan.

* Penerjemahan dan komunikasi bahasa: Layanan penerjemahan yang didukung oleh AI dapat menjembatani hambatan bahasa dan memfasilitasi komunikasi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya, sehingga memungkinkan setiap orang untuk membagikan pesan Yesus kepada khalayak yang lebih luas.

* Bimbingan dan dukungan yang dipersonalisasi: AI dapat memberikan rekomendasi, renungan, dan wawasan rohani yang dipersonalisasi berdasarkan preferensi, kebutuhan, dan perjalanan rohani seseorang. Hal ini dapat membantu dalam memberikan dukungan dan bimbingan yang berkelanjutan kepada mereka yang ingin menjadi murid Yesus.

* Komunitas dan keterlibatan online: Platform yang didukung oleh AI dapat memfasilitasi pembentukan komunitas online yang berpusat pada iman dan pemuridan. Platform ini dapat memungkinkan setiap orang untuk terhubung dengan orang-orang yang berpikiran sama, berbagi pengalaman, mengajukan pertanyaan, dan saling memberikan dukungan.

* Menganalisis dan mengatur data: AI dapat membantu menganalisis data dalam jumlah besar yang terkait dengan studi Alkitab, teologi, dan sejarah gereja. Hal ini dapat membantu dalam penelitian, mengidentifikasi tren, dan menghasilkan wawasan yang dapat menginformasikan strategi pemuridan.

Meskipun AI dapat memainkan peran yang mendukung, penting untuk diingat bahwa pemuridan pada akhirnya merupakan perjalanan pribadi, relasional, dan berbasis iman. Sangat penting bagi setiap orang untuk terlibat dalam hubungan yang bermakna, mempelajari tulisan suci, berpartisipasi dalam ibadah dan persekutuan, dan mengandalkan bimbingan Roh Kudus untuk bertumbuh sebagai murid-murid Yesus.

Saya rasa pernyataan terakhir adalah pernyataan yang paling penting dari semuanya. AI tidak dapat menyediakan lingkungan relasional yang dibutuhkan oleh pemuridan. AI hanya dapat menyusun, mengumpulkan, dan mengeluarkan informasi.

Namun, mari kita berhenti sejenak dan berpikir tentang berapa kali kita sebagai gereja mengeluarkan informasi dalam upaya memuridkan? Apakah kita, dalam arti tertentu, bertindak seperti AI manusia ketika kita hanya memberikan informasi alkitabiah kepada mereka yang kita muridkan dan kemudian entah bagaimana percaya bahwa mereka akan mencari tahu apa yang harus mereka lakukan dengan informasi tersebut?

Pesan Yesus tidak dapat dipisahkan dari metode-Nya. Jika kita mencoba untuk memisahkannya, kita berisiko mengubah pesan Yesus dengan melakukannya. Yesus berfokus pada pembentukan hubungan dengan murid-murid-Nya yang melaluinya mereka menjadi serupa dengan gambar-Nya. Para murid diubah menjadi serupa dengan gambar Yesus dengan menghabiskan waktu bersama-Nya, bukan hanya dengan mendengar Dia berbicara.

Demikian juga, kita tidak bisa hanya mengandalkan transfer informasi untuk memuridkan Yesus, kita harus berinvestasi dalam hubungan yang di dalamya kita mendemonstrasikan kehidupan Yesus kepada mereka yang kita muridkan sehingga mereka belajar untuk meniru Yesus, karena mereka melihat kita meniru Yesus.

Paulus menulis kepada jemaat di Tesalonika: "Injil kami tidak datang kepadamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dalam kuasa, dalam Roh Kudus, dan dengan keyakinan penuh; seperti yang kamu ketahui orang-orang seperti apakah kami ini di antara kamu, demi kepentinganmu. Kamu telah menjadi orang-orang yang meneladani kami dan Tuhan karena kamu menerima firman dalam banyak penderitaan dengan sukacita dari Roh Kudus." (1 Tesalonika 1:5-6, AYT)

Perhatikan bahwa Injil datang dengan kuasa, bukan hanya karena kata-kata, tetapi karena Paulus dan rekan-rekannya membagikan kehidupan mereka kepada jemaat di Tesalonika, kemudian anggota jemaat meneladani Yesus dengan cara meniru Paulus dan rekan-rekannya.

Pada saat yang sama, kita harus berhati-hati dalam menggunakan gereja untuk mengembangkan hubungan yang tidak memiliki pemuridan. Ketika saya masih kecil, ada dua hal yang terjadi di gereja; mereka mengajarkan kami pelajaran-pelajaran yang membosankan tentang Alkitab dan ketika pelajaran itu selesai, kami keluar dan bersenang-senang. Saya membangun hubungan seumur hidup sebagai seorang anak di gereja, tetapi pengajaran tentang Yesus terpisah dari hubungan yang berkembang. Kami tidak tahu bagaimana menggabungkan keduanya.

Inilah yang Yesus lakukan dengan sangat baik dan mengapa kita harus meniru Yesus dengan cara ini. Kita harus membagikan hidup kita kepada mereka yang kita muridkan sehingga alih-alih hanya menyampaikan informasi seperti versi AI manusia, kita benar-benar berusaha untuk menghidupi kehidupan dan ajaran Yesus di depan mereka.

Tentu saja, kita tidak akan pernah bisa melakukannya dengan sempurna; seperti yang Paulus tuliskan kepada jemaat di Filipi:

"Namun, bukan berarti aku telah mendapatkannya atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya supaya aku menangkapnya sebagaimana Kristus Yesus telah menangkap aku. Saudara-saudara, aku tidak menganggap bahwa aku telah menangkapnya. Akan tetapi, satu hal yang kulakukan: aku melupakan apa yang ada di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku. Aku terus maju kepada tujuan untuk mendapat hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Yesus Kristus. [...] Saudara-saudara, ikutlah teladanku dan perhatikan dengan saksama orang-orang yang juga hidup sesuai dengan teladan yang kamu lihat dari kami." (Filipi 3:12-17, AYT)

Perhatikan bahwa meskipun Paulus menyadari bahwa dia tidak akan sepenuhnya mencapai kesempurnaan Yesus sampai Dia mencapai surga, dia terus berusaha untuk meneladani Yesus dengan cara yang layak untuk ditiru oleh orang lain.

Inilah sebabnya mengapa baik AI maupun transfer informasi tidak dapat membuat seseorang menjadi murid Yesus. Memuridkan Yesus harus terjadi dalam lingkungan relasional di mana murid-murid yang lebih dewasa tidak hanya mengajar murid-murid baru untuk menghafal ajaran dan perintah Yesus, tetapi mereka juga menghidupi bagaimana menaati ajaran dan perintah tersebut dengan membagikan kehidupan mereka kepada murid-murid baru seperti yang dilakukan oleh Paulus dan Yesus.

(t/Jing-jing)

Diambil dari:
Nama situs : Discipleship.org
Alamat artikel : https://discipleship.org/blog/can-artificial-intelligence-help-me-make-disciples-of-jesus/
Judul asli artikel : Can Artificial Intelligence Help Me Make Disciples of Jesus?
Penulis artikel : Curtis Erskine
YLSA SABDA

Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati

Contacts

WhatsApp:

0881-2979-100
Social

Copyright © 2023 - Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). All Rights Reserved